Halaman

Jumat, 02 Januari 2015

PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

Pendahuluan

Seringkali karena alasan kepraktisan kita menyimpan banyak bahan makanan di rumah. Hal ini membantu kita untuk selalu memiliki persediaan bahan makanan sehingga tidak harus selalu pergi ke pasar atau supermarket sebelum memasak. Terlebih untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu kita kedatangan tamu atau terlalu sibuk sehingga tidak sempat pergi ke pasar ataupun supermarket. Apalagi selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri kita akan lebih sering memasak dan kedatangan tamu sehingga penyimpanan bahan makanan di rumah menjadi sangat penting.
Banyak hal harus diperhatikan dalam menyimpan bahan makanan tergantung dari jenis bahan yang akan kita simpan. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal kita harus memperlakukan bahan makanan secara khusus sesuai dengan sifat mereka masing-masing. Pada kesempatan ini marilah kita belajar bagaimana cara penyimpanan bahan makanan secara benar dan meminimalisasi tingkat kerusakannya sehingga kita memperolah manfaat yang optimal serta terhindar dari penyakit. Semoga apa yang kita pelajari bermanfaat bagi terwujudnya keluarga yang sehat dan bahagia. Amiin.

Faktor-faktor yang paling menentukan umur simpan bahan makanan antara lain; suhu (temperature), kelembaban udara (RH = relative humidity), persentase oksigen dan karbon dioksida di ruang penyimpanan (modified atmosphere/control atmosphere storage) serta kualitas bahan makanan pada awal penyimpanan. Setiap bahan makanan membutuhkan persyaratan yang berbeda, maka kombinasi yang tepat bagi setiap bahan akan memperpanjang umur simpannya. Untuk kebutuhan rumah tangga maka modified atmosphere/control atmosphere storage tidak umum dilakukan. Oleh karena itu yang dibahas kali ini hanya penyimpanan dalam ruangan suhu kamar dan penyimpanan dalam pendingin (kulkas).

  

Sayuran segar

Sayuran segar melanjutkan transpirasi dan respirasi serta mengalami perubahan warna, tekstur dan kualitas gizi selama penyimpanan. Perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kondisi lingkungan sekitarnya. Vitamin seperti thiamin bersifat tidak stabil, oleh karena itu mengalami degradasi selama penyimpanan. Asam askorbat (vitamin C) mudah hilang dari komoditas sayuran yang disimpan dibawah kondisi aerob. Kehilangan komponen-komponen tersebut meningkat seiring dengan kenaikan suhu penyimpanan dan lamanya periode penyimpanan (Hui, 1992). Kerusakan mekanis terhadap jaringan tanaman selama pemanenan dan penanganan mungkin juga memberikan kontribusi terhadap kehilangan asam askorbat (Bennion, 1980).

Hui (1992) menyatakan bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi umur simpan adalah kualitas komoditas pada saat panen. Faktor-faktor lain yang harus diperhitungkan selama penyimpanan antara lain suhu, kelembaban udara (RH) dan sanitasi. Oleh karena itu ---dalam melakukan pembelian--- kita harus memilih komoditas yang memiliki tingkat kemasakan yang direkomendasikan (spesifik untuk setiap komoditas) serta tidak terdapat kerusakan fisik seperti memar, terpotong dan sebagainya. Rusaknya permukaan dan memar dapat meningkatkan kerentanan terhadap kehilangan air, serangan bakteri dan jamur.

Jaringan tanaman melakukan respirasi dengan menggunakan oksigen untuk mengkonversi karbohidrat menjadi karbondioksida, air dan energi. Energi yang dihasilkan oleh respirasi terutama dilepaskan sebagai panas. Laju respirasi dan jumlah panas yang dibebaskan meningkat dengan kenaikan suhu penyimpanan, kurang lebih 2 sampai 3 kali untuk setiap peningkatan suhu sebesar 10oC. Suhu juga mempengaruhi laju metabolisme, germinasi spora dan pertumbuhan patogen, softening, kehilangan air dan pertumbuhan yang tidak dikehendaki seperti perkecambahan.

Mengingat sebagian besar jenis sayuran bersifat mudah rusak bahkan sangat mudah rusak maka kita harus segera membersihkan sayuran yang telah kita beli dari pasar (umumnya sayuran dari supermarket telah dibersihkan), setelah itu memasukkannya ke dalam kantong plastik yang dilubangi sekitar 5% dari luas permukaan kemudian menyimpannya di dalam pendingin (kulkas). Pembersihan sayuran ditujukan untuk menghilangkan tanah ataupun mikroorganisme penyebab kebusukan. Sedangkan pengemasan dalam plastik berperforasi dapat meminimalisasi kelayuan dan mencegah reaksi anaerob yang menyebabkan bau. Untuk Pembaca yang tidak memiliki kulkas sebaiknya memilih sayuran yang relatif tidak mudah rusak untuk persediaan di rumah seperti kacang panjang, buncis, wortel, kentang dan lain-lain.



Buah-buahan

Buah-buahan sangat penting bagi kelengkapan menu makanan di rumah kita. Terutama jika makanan yang disajikan berpotensi mengandung radikal bebas (makanan yang dibakar ---misalnya sate ataupun makanan digoreng) maka sebaiknya sesegera mungkin mengkonsumsi buah-buahan. Buah-buahan umumnya mengandung vitamin C (misalnya jeruk) ---yang akan mengikat radikal bebas tersebut sehingga tidak sampai merusak sel-sel tubuh. Buah-buahan yang berwarna orange seperti pepaya juga mengandung pro Vitamin A yang sangat bagus bagi kesehatan mata.

Seperti halnya sayuran, buah-buahan mengalami transpirasi dan tetap melanjutkan respirasi setelah dipanen. Oleh karena itu semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk distribusi buah-buahan tersebut dari lahan sampai dengan konsumen maka nilai gizinya akan semakin menurun. Karena alasan tersebut, penulis sarankan untuk membeli buah-buahan lokal dibandingkan dengan buah-buahan impor karena nutrisi yang terkandung di dalamnya relatif masih banyak ---karena waktu tempuh mulai lahan sampai dengan konsumen lebih pendek.

Penyimpanan buah-buahan tidak berbeda jauh dengan penyimpanan sayuran. Namun harus diingat bahwa terdapat 2 jenis buah-buahan yaitu klimakterik dan non klimakterik. Buah-buahan klimakterik akan memiliki laju respirasi yang lebih besar dibandingkan dengan buah-buahan non klimakterik sehingga buah-buahan klimakterik akan memiliki laju kerusakan lebih besar dibandingkan dengan buah-buahan non klimakterik. Untuk menghambat laju respirasi sebaiknya buha-buahan klimakterik disimpan di dalam pendingin (kulkas), mengingat dalam suhu yang lebih rendah maka respirasi buah-buahan tersebut akan lebih rendah sehingga susut berat dan kehilangan nutrisi dapat dikendalikan.   

Jika keluarga anda penyuka pisang dan kebetulan memiliki setundun pisang yang sebagian telah masak pohon maka sebaiknya pembaca menyimpannya dengan cara membalik tundun pisang tersebut --- bagian bawah di atas agar etilen yang dihasilkan menguap ke atas dan mengenai bagian ujung tundun sehingga pisang-pisang tersebut lebih cepat matang.



Beras

Beras harus disimpan dalam wadah yang kering dan tertutup mengingat beras dapat menyerap udara lembab di sekitarnya sehingga kadar airnya meningkat dan rentan terhadap jamur. Beras juga harus aman dari jangkauan berbagai jenis binatang baik itu kutu beras, kecoa bahkan tikus.

 

Ayam, Daging dan Ikan

Penyimpanan ayam, daging dan ikan hampir sama, namun untuk ikan sebaiknya isi perutnya dibuang terlebih dahulu. Sebelum disimpan di dalam freezer sebaiknya ayam, ikan dan daging dicuci bersih dengan menggunakan air mengalir (langsung dari kran). Akan lebih baik jika sebelumnya diberi perasan air jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis. Setelah itu masukkan dalam wadah non besi (boleh juga kantong plastik) yang bersih dan simpan di dalam freezer.

   

Makanan Dalam Kaleng

Penyimpanan makanan dalam kaleng seperti sarden, jamur kaleng, dan lain-lain harus hati-hati. Jauhkan dari tempat yang lembab. Sebaiknya tidak memasukkan makanan dalam kaleng ke pendingin (kulkas) karena kemungkinan besar kaleng akan mengalami korosi. Jika ingin menyimpan makanan tersebut di kulkas sebaiknya pindahkan terlebih dahulu ke dalam wadah porselin (ESR).
http://hasanahcenter.blogspot.com/2009/08/penyimpanan-bahan-makanan.html?m=1
Dolly Maylissa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelatihan hidroponik 2022

Pelatihan di RPTRA MENARA